Ketika aku jum'at
Bercakap tentang berlipat derajat dan pangkat
Aku dikata keramat
Kusiapkan perjamuan sakral
Menaburkan aroma menyan untuk ritual
Aku pesta para malaikat
Butir rahmat akan luruh ke pusat gelap
Bagi mereka yang mendamba syafaat
Aku ruang tempat para penyair menumbuhkan kalimat
Aku gua terdalam bagi petapa yang sedang tirakat
Maka akulah raja disegala waktu
Yang menampung perindu dari semenanjung hulu
Kadang aku jadi selir
Yang menuntun kau berdzikir
Tak jarang aku jadi prajurit kuat
Yang mengawal kau mencecap nikmat
Atas pernikahan para nabi
Atau demi kesakralan cinta ilahi
Aku sejuta kali lebih sunyi tinimbang puisi
Barangkali dihariku
Pada hening yang selalu mengering
Bisa kau balutkan jubah seputih wajah kekasih
Kuharap nancapkan berlaksa niat di malam lindapku
Sebab aku akan terang jika kau benderang
Aku akan nyala jika hatimu membara
Aku akan menggeliat manakala kau sematkan harap
Beningnya benakmu saat kau mengada
Sucikan batinmu saat aku bermula
Wiridkan seluruh tubuh kuduskan ruh
Sebab aku paling keramat dibanding paling sunyat
Seperti yang kau dengar
Aku berpendar dari sinar paling binar
Aku waktu akhir saat pahala dan dosa
Dilesapkan kesemesta
Aku paling mulya ditengah kobaran cahaya
Maka saat dikiamat, aku berada
Kesumat lalu tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar