Senin, 06 Februari 2017

Antara Aku dan Setan

Orang tidak biasa menjadi dirinya sendiri dan tak terbiasa melihat orang lain sebagai diri orang lain. Orang hanya siap melihat dirinya dalam keseragaman dengan kebanyakan orang. Orang sakit hati kalau menemukan orang lain tidak seperti dirinya. Orang tidak tahan hati untuk berbeda.

Kalau aku suka bergurau dengan kambing, para tetangga menyimpulkan aku adalah kambing. Kalau aku hadir ke acara partai komunis internasional, orang menyimpulkan aku adalah murtad dan keluar dari Islam.

Padahal aku senang bergaul dengan setan, aku tidak pernah memusuhi setan, karena antara setan dan aku sudah ada pemahaman dua paham bahwa aku tidak mungkin mampu mempengaruhi setan, sementara aku juga insya Allah tidak akan pernah membiarkan diriku dipengaruhi oleh setan. Maka setan lebih merupakan partner dialektika, sebagai kegelapan diperlukan untuk mempertegas cahaya. Hitam diperlukan untuk menghayati putih dan warna lain.

6 februari 2017
14.59

Tidak ada komentar:

Posting Komentar